MLL207e: Comparative Study of Bahasa Melayu and Bahasa Indonesia Assignment, SUSS, Malaysia Huraikan secara kritis sejarah perkembangan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu dalam kurun ke-20
SECTION A
Answer ALL of the following questions.
Question 1
Huraikan secara kritis sejarah perkembangan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu dalam kurun ke-20. Pada pendapat kamu adakah perkembangan bahasa di kedua-dua negara tersebut menguatkan penyatuan rakyatnya atau sebaliknya?
Panduan Pelajar
- Tumpukan jawapan pada sejarah perkembangan bahasa dalam kurun ke-20 sahaja.
- Pastikan anda menghuraikan dan membincangkan soalan di atas secara ilmiah dengan merujuk kepada sumber-sumber ilmiah yang sah dan juga penerbitan, makalah ataupun jurnal.
- Semua rujukan dan nukilan mestilah disertakan dalam senarai bibliografi mengikut format akademik yang ditetapkan.
Question 2
Sila buat padanan kata serta asal-usulnya pada jadual kosong yang disediakan di bawah.
SECTION B
Answer ALL of the following questions.
Question 3
Jelaskan perbezaan di antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu dengan memberi perhatian pada faktor yang berikut:
(i) Perbendaharaan kata
(ii) Sistem ejaan
Panduan Pelajar
- Tumpukan jawapan pada perbezaan di antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu.
- Pastikan anda menghuraikan dan membincangkan soalan di atas secara ilmiah dengan merujuk kepada sumber-sumber ilmiah yang sah dan juga penerbitan, makalah ataupun jurnal.
- Semua rujukan dan nukilan mestilah disertakan dalam senarai bibliografi mengikut format akademik yang ditetapkan.
Question 4
Daripada ayat asal bahasa Melayu yang tersedia di bawah ini, sila bina ayat dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan gatra kata mengikut gaya bahasa Indonesia. Kemudian bincangkan perbezaan kedua-dua ayat tersebut.
Question 5
Pilih dan ulaskan 15 perkataan atau frasa yang berbeza penggunaannya dengan bahasa Melayu yang biasa digunakan di Singapura, dari petikan kisah sedih di bawah ini:
Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ”Why not to be the best?” begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ”selevel”; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, “Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya?” Dengan sigap Dewi menjawab, “Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna”. “Everything is OK! Don’t worry Everything is under control kok!” begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.
Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. “Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda”. Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ”memahami” orangtuanya.
Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya,” Bunda aku ingin mandi sama bunda…please…please bunda”, pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.
Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. “Bunda, mandikan aku !” Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja…?” kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.
Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, “Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency”. Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan.
Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD.Tapi sayang… terlambat sudah…Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.
Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata “Ini Bunda Nak…, Hari ini Bunda mandikan Bayu ya…sayang…! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak..” . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, “Inikan sudah takdir, ya kan..!” Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah
saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?” Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.
Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa.
Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya. Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, “Inilah konsekuensi sebuah pilihan!” lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.
Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. “Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak…? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.
Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini. Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris “Bangunlah Bayu sayaaangku…Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak…?” pintanya berulang-ulang, “Bunda mau mandikan kamu sayang…. Tolong. Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak…. Sekali ini saja, Bayu.. anakku…?” Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.
Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini…tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna. Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.
Get Help By Expert
Assignment Helper Malaysia is the leading assignment writing service provider on MLL207e: Comparative Study of Bahasa Melayu and Bahasa Indonesia Assignment. our services extend beyond linguistic studies to include Marketing Innovation assignments and more.We also offer essay writing services, report writing, dissertation writing, case study writing etc at a reasonable p
Recent Solved Questions
- Risk Management Assignment: Financial Institution Case Study for Governance and Critical Success Factors
- Analytics/justifications/pros and cons – for the improvement of human life?: Data Assignment, HWU, Malaysia
- Land Surveying Assignment, UGM, Malaysia The junctions of the square grid shown above were levels taken to determine the volume of excavation necessary
- BBCE3013: MALAYSIAN ECONOMY Assignment, OUM, Malaysia Analyze and describe clearly the proposed issue or problem using appropriate tools or any relevant materials such as graphs.
- AAC20403: Financial Accounting and Reporting Assignment, MSU, Malaysia Using a diagram clearly explains the concept of price ceiling and Why are traders not able to adhere to the ceiling price of chicken
- BAGB1013: What are FOUR (4) key performance metrics mentioned in the article that indicate the recovery: Principles Of Management Essay, UIU, Malaysia
- CMA6134 Queue Simulation Assignment: petrol station brand Case Study for Peak vs Non-Peak Traffic Management
- Socio-Emotional Development of Children Case Study, UPM, Malaysia Jayden, born on May 2021, is a 3-year-old Boy, the only child in the family, having difficulties with social skills and sharing
- BUS707: Strategic Direction Assignment, LIBT, Malaysia Critically analyze the current strategic aims and objectives of your chosen scenario/organization
- ELC501: English for Critical Academic Reading Assignment, UiTM, Malaysia Human beings harbour a deep need to belong. On a biological level, belonging is survival